Selasa, 31 Agustus 2010

10 Perusahaan Pertambangan Emas Terbesar Di Dunia

10 perusahaan pertambangan emas terbesar di dunia yang jumlah produksi mereka benar2 mempengaruhi nilai harga emas di tingkat internasional secara signifikan.

[Image: 67126083.jpg]
1. Barrick Gold Corporation
Masih memegang rekor sebagai perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Berbasis di Toronto, Kanada. Mengoperasikan 27 tambang di seluruh dunia, dan masih terus mengembangkan tambang2 lainnya, memiliki cadangan emas terpendam milik perusahaan sebanyak 138.5 million ounces (setara 3.864,4 ton; 1 ton = 35840 once)
Barrick memimpin produksi emas dengan nilai produksi 5,525 million onces dalam 9 bulan pertama di tahun 2009, dengan prakiraan produksi sebesar 7,2-7,6 millions onces dalam tahun 2009 dan diperkirakan meningkat menjadi sekitar 7,7-8,1 millions onces pada tahun 2010.
2. Newmont Mining Corporation
[Image: 77334589.jpg]
Nomor dua dunia di perusahaan tambang emas. Bermarkas di Denver, Colorado, USA. Selama 9 bulan pertama, produksi mereka emas adalah 4,715 million onces yang berasal dari 9 lokasi di seluruh dunia. Output tahunan prediksi untuk 2009 adalah berkisar antara 5,2 million onces sampai 5,4 million onces.
Untuk tahun 2010, Perusahaan mengumumkan bahwa mereka mengharapkan modal untuk meningkatkan produksi emas sekitar 5-10%, terutama sebagai hasil produksi yang lebih tinggi dari Boddington di Australia dan Batu Hijau di Indonesia.
3. AngloGold Ashanti Ltd.
[Image: 52060948.jpg]
Di urutan ketiga perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Berkantor pusat di Johannesburg, Afrika Selatan. Mengoperasikan tambang di Australia, Afrika Selatan, Afrika Barat dan Amerika Selatan. Memiliki produksi sebesar 3,417 million onces selama sembilan bulan pertama 2009. Untuk tahun ini prediksi tambang emas di 4,55 sampai 4,6 million ounces.
4. Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
[Image: 51207878.jpg]
Berbasis di Arizona, Amerika Utara. Tambang mereka terletak di Amerika Utara, Amerika Selatan dan Indonesia, dengan total produksi 2.105 million ounces emas dalam 9 bulan pertama tahun 2009.
5. GoldCorp Inc.
[Image: 83000290.jpg]
.Berbasis di Vancouver, Kanada. Jangka waktu 9 bulan ini (berakhir September), mereka memproduksi 1,820 million ounces emas dari 16 tambangnya di seluruh dunia. Untuk tahun 2009, mereka memiliki panduan produksi emas sekitar 2,4 million ounces.
6. Kinross Gold Corporation
[Image: 62465223.jpg]
Berkantor pusat di Toronto, Kanada. Selama 9 bulan pertama tahun 2009 mereka memiliki produksi emas 1,624,807 ounces yang berasal dari 9 tambang mereka di seluruh dunia.
7. Harmony
[Image: 36030559.jpg]
Kantor pusat berlokasi di Randfontein Gauteng, Africa Selatan. Di 9 bulan pertama 2009, produksi emas mereka 1.46 million ounce, dari operasi di 2 negara : Afrika Selatan (utamanya berada di Witwatersrand Basin di empat propinsi, Gauteng, North West Province, Mpumalanga dan the Free State) serta di Papua New Guinea.
8. Newcrest Mining Ltd.
[Image: 34360975.jpg]
BErkantor pusat di Melbourne,Australia. Memiliki produksi emas sebesar 1,139,704 ounces. Newcrest mengoperasikan enam tambang , lima diantaranya berlokasi di Australia dan satu di Indonesia.
9. Gold Fields Inc.
[Image: Goldfieldwebshot-1.jpg]
Berkantor pusat di Johannesburg, Afrika Selatan. Mereka beroperasi di Afrika Selatan, Ghana, Australia dan Peru. Produksi emasnya 906,000 ounces dalam 9 bulan pertama. Memiliki target untuk meningkatkan produksi sekitar 925,000 ounces pada kuartal berikut ini.
10. Lihir Gold Ltd.
[Image: 67638253.jpg]
Bermarkas di Papua New Guinea, dengan operasi tambang di Papua Nugini, Australia dan Afrika Barat. Selama sembilan bulan pertama 2009 mereka memiliki produksi emas sebanyak 845,000 ounces.

Mine Design

Mine Design Merupakan kegiatan untuk merencanakan dan merancang suatu tambang berdasarkan study kelayakan dan hasil akhir eksplorasi endapan bahan galian. Menurut HL. Hartman dalam introductory mining engineering 1987, ada tiga faktor merancang tambang pada perencanaan open pit yaitu :

1. Faktor alam dan geologi : kondisi hydrologi, type endapan bahan galian, topografi dan karakter metallurgi dari bahan galian

2. Faktor ekonomi : kadar endapan bahan galian, jumlah endapan bahan galian, SR, COG, biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang dikehendaki, produksi rata-rata dan kondisi pasar

3. Faktor teknik : peralatan, lereng, pit, tinggi jenjang, grade jalan, batas KP dan batas pit

Diagram Alir Mine Planning :
mine planning
TAHAPAN DESAIN DAN PERENCANAAN TAMBANG

1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data)
2. Model geologi à (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.)
3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit
4. Penentuan metoda Penambangan
5. Pembuatan Layout tambang & Design
6. Perhitungan Blok Cadangan
7. Pembuatan Schedule Produksi
8. Pemilihan Alat dan type alat yang “Suitable”
9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang
10. Penentuan System Drainase
11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi

Pengenalan Bahan Peledak

 1. Bahan peledak
Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.

Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 - 7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2. Reaksi dan produk peledakan
Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut:

a) Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak disel (diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:
CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O

b) Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara (subsonic). Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)sebagai bagai berikut:
v Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S ® 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2
v Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S ® 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2

c) Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.

d) Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock compression wave) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu shock wave dapat menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak aman (safety distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan peledakan antara lain:

v TNT : C7H5N3O6 ® 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C
v ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 ® CO2 + 7 H2O + 3 N2
v NG : C3H5N3O9 ® 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2
v NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ® 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2

Dengan mengenal reaksi kimia pada peledakan diharapkan peserta akan lebih hati-hati dalam menangani bahan peledak kimia dan mengetahui nama-nama gas hasil peledakan dan bahayanya.

3. Klasifikasi bahan peledak
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Oleh sebab itu modul ini hanya akan memaparkan bahan peledak kmia.
Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak kuat.
Sampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.

Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:
Bahan peledak kuat (high explosive) bila memiliki sifat detonasi atau meledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s)
Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps (1.650 m/s).

4. Klasifikasi bahan peledak industri
Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat khusus untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di luar keperluan militer. Sifat dan karakteristik bahan peledak (yang akan diuraikan pada pembelajaran 2) tetap melekat pada jenis bahan peledak industri. Dengan perkataan sifat dan karakter bahan peledak industri tidak jauh berbeda dengan bahan peledak militer, bahkan saat ini bahan peledak industri lebih banyak terbuat dari bahan peledak yang tergolong ke dalam bahan peledak berkekuatan tinggi (high explosives).